Monday, April 1, 2013

Story


Rumah Baru

Betapa enak menjadi orang kaya. Semua serba ada. Semua keinginan terpenuhi. Seperti Siska. Anak pengusaha kaya. Berangkat dan pulang sekolah diantar mobil mewah.

Walau demikian, Siska bukan anak yang sombong dan dia mau berteman dengan orang lain tanpa melihat status keluarga. Gadis baik yang berperawakan tinggi, putih dan berambut panjang. Tak heran jika di SMA pelangi, Siska adalah primadona. Hampir semua siswa sangat mendambakannya menjadi kekasih hati.

Lalu terjadilah hal tak terduga. Siska menghilang!

Hari ini, tepat hari pertama masuk sekolah setelah liburan semester. Tiga orang sahabat Siska bingung karena mereka tidak mengetahui keberadaan sahabat baiknya. Sebut saja Dany, Andre dan Rina, yang sedari tadi terus menatap gerbang sekolah dari kantin yang tak berada jauh. Mereka berharap teman baiknya akan hadir dan berkumpul setelah sebulan lamanya sibuk dengan liburan masing-masing.

“Rin. Loe ada SMS siska gak?” Tanya Andre
“Gak!” Jawab Rina sedikit cemburu
“Loe Dan?”
“Gak juga, soalnya gue sibuk liburan.” Jawab Dany seadanya

Melihat wajah Andre yang begitu khawatir kepada Siska membuat Rina sedikit cemburu. Rina yang selama ini memendam rasa kepada sahabatnya, Andre. Tapi Andre mengira itu hanya perhatian sebagai seorang sahabat.

Begitu juga dengan Dany. Cowo yang dikenal hampir semua cewe karena ke tampanan serta prestasinya pernah mengutarakan hatinya untuk Rina yang juga sahabat dekatnya, dan sampai saat ini Dany masih mendambakan Rina. –Cinta memang rumit- Walau di saat duka Siskalah yang selalu ada waktu untuknya, hati Dany tetap pada pilihannya.

***

4 Bulan berlalu.

Siska bak hilang di telan bumi, tak ada kabar sedikit pun, rumahnya sudah kosong tak berpenghuni, entah apa yang terjadi. Semua begitu mistery. Dany, Andre dan Rani mulai putus asa untuk mencari info tentang sahabatnya.

Kesempatan ini tidak di sia-siakan Rani, semenjak Siska tidak ada, dia begitu bebas untuk mendekati Andre. Dan benar saja, Andre mulai merasa nyaman dengan Rani, sehingga sahabt itu menjadi sepasang kekasih.

Mengetahui akan hal itu, Dany serasa tertusuk sembilu, wanita yang ia sukai sejak lama, sekarang dengan sahabatnya sendiri, Andre. Sekarang keberadaan Siska baru dirasakannya, betapa pentingnya sahabatnya itu, yang selalu ada, selalu menyemangatinya dikala Rani menolaknya.

Dany membuka layar Handphone-nya, melihat senyuman indah Siska saat ia selalu menemani Dany, senyuman tulus. Dany sedikit tersenyum melihat saat ia bermain kartu dengan Siska, wajahnya penuh bedak. Selanjutnya Dany membuka tasnya, melihat burung kertas berwarna putih, itulah hasil karyanya pertama kali, saat bersama Siska. Siska selalu membuat burung kertas itu, dan semua itu hanya untuknya.

Tak terasa Siska yang dulu hanya sebagai tempat cerita, sekarang setelah semua hilang, Dany baru menyadari betapa berharganya Siska dihidupnya. Dany mungkin bisa kehilangan Rani di hatinya, tapi Siska. Tidak! Siska sangat berharga.

Ternyata benar kata orang. Dia tidak terlihat jikala ada, namun begitu terasa hilangnya saat dia tak lagi bersama kita. Itulah cinta.

Kenangan manis itu membuat semangat Dany untuk mencari Siska meluap.

Hari ini, Dany memutuskan untuk bolos Sekolah. Dia teringat, sewaktu dulu, tepatnya hari minggu Siska minta tolong kepada Dany untuk mengatar ke rumah neneknya. Sekitar satu jam dari rumah Siska.

Teringat hal itu, Dany langsung memacu motor gedenya menuju rumah nenek Siska, berharap bisa mendapat informasi tentang Siska. Dimana keberadaan kekasih hati sesungguhnya.

Satu jam perjalanan, akhirnya Dany sampai kerumah nenek itu. Melihat lingkungan itu, Dany teringat kembali kenangan Siska.

“Permisi.” Dany mengetuk pintu rumah itu.
Kemudian Dany melihat seseorang membuka pintu, benar! Iya neneknya Siska.
“Ehh Nak Dany, apa kabar? Silahkan masuk.” Sapa nenek sangat ramah.
Dany pun masuk ke rumah itu
“Begini nek, saya ingin menemui Siska. Siska dimana sekarang nek?” tanya ku.
Tapi Dany melihat wajah yang tadi ceria, sekarang menjadi lesu, dan tak bersemangat,
“Kenapa nek? Apa yang terjadi?” Tanya Dany makin penasaran.
“Nak Dany, tunggu sebentar ya, nenek ganti baju dulu, nenek akan antar kan nak Dany ke rumah baru Siska”

Dengan menggunakan motor, Dany menggonceng nenek yang meskipun sudah berumur namun tetap terlihat sehat.

Selang beberapa menit, nenek menyuruh memberhentikan motor Dany.

Dany terhenyak dan berfikir ini mimpi. Dia tidak mengharapkan tempat ini, tempat yang paling dihilangkan dari pikirannya tentang Siska, tapi ini semua nyata.
Dany, tertunduk sedih, sangat pilu terasa, melihat orang yang ia sayangi berada terbaring tak berdaya di rumah barunya. Dany langsung memeluk tanah itu, yang dinisan itu tertulis Siska Ardina.

~END~

No comments:

Post a Comment